Dalam menghadapi kondisi rumah yang berada di kawasan rawa, Wali Kota Ratu Dewa memilih desain rumah panggung atau knock down sebagai solusi untuk mengantisipasi risiko banjir akibat pasang Sungai Musi.
"Kami membangun rumah model knock down yang kami bawa dari Ogan Ilir. Prosesnya dimulai dengan pembangunan pondasi sebelum bagian atas rumah didirikan," ujar Ratu Dewa.
Ia mengakui bahwa permasalahan RTLH masih menjadi tantangan besar bagi Kota Palembang. Saat ini, jumlah RTLH di kota ini mencapai lebih dari 2.000 unit, meningkat dari sebelumnya yang berjumlah 1.960 unit.
Oleh karena itu, pemerintah kota akan terus berupaya memperbaiki rumah-rumah tidak layak huni melalui berbagai sumber pendanaan, termasuk APBD, APBN, serta dukungan dari program Corporate Social Responsibility (CSR).
Salah satu warga penerima bantuan, Bapak Albert, yang tinggal di RW 31, Kecamatan Seberang Ulu 1, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Wali Kota Ratu Dewa.
"Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Wali Kota. Saya berharap program ini terus berlanjut agar lebih banyak warga kurang mampu yang membutuhkan bisa merasakan kehangatan rumah yang layak bagi keluarga mereka," ujar Albert penuh haru.
Senada dengan Albert, Ibu Aminah, warga lainnya di RW 31 yang juga menerima bantuan bedah rumah, merasa bersyukur atas bantuan tersebut. Setelah bertahun-tahun tinggal di rumah yang sudah tidak layak huni, kini ia bisa menikmati kenyamanan di rumah barunya.
"Alhamdulillah, akhirnya saya bisa tinggal di rumah yang lebih layak dan nyaman. Terima kasih banyak kepada Pak Wali Kota," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Ketua RW 31, Nasmin Suhairi, turut menyampaikan apresiasi atas bantuan yang diberikan oleh Wali Kota Ratu Dewa. Ia menilai bahwa program bedah rumah ini sangat membantu warganya yang hidup dalam keterbatasan.
"Kami sangat berterima kasih kepada Pak Wali Kota atas kepeduliannya. Semoga program ini bisa terus berjalan dan semakin banyak warga yang terbantu," kata Nasmin.
Pengerjaan rumah model knock down ini dilakukan oleh para pekerja dari Jalan Burai, Tanjung Batu, Ogan Ilir. Setelah rumah selesai dirakit, bangunan tersebut kemudian dipindahkan ke lokasi penerima bantuan. Aan Oegha, salah satu pekerja yang terlibat dalam proyek ini, menjelaskan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk membongkar dan memasang rumah di lokasi baru sekitar enam hari kerja.
"Rumah yang kami buat berukuran 4x6 meter dengan bahan dasar kayu serui dan papan kayu duren," jelasnya.
Aan sendiri telah mengerjakan dua rumah untuk program bedah rumah gratis dari Wali Kota Ratu Dewa. Ia membentuk dua tim berbeda yang bekerja di RT 34 dan RT 35 RW 31, Kecamatan Seberang Ulu 1. Dengan metode knock down, proses pembangunan rumah menjadi lebih efisien dan cepat, sehingga semakin banyak warga yang bisa mendapatkan manfaat dari program ini.
Langkah Wali Kota Ratu Dewa ini mendapat apresiasi luas dari masyarakat. Keberpihakan kepada warga yang kurang mampu tanpa melibatkan dana APBD menunjukkan komitmennya dalam membantu masyarakat dengan tindakan nyata. Diharapkan, upaya ini bisa menjadi inspirasi bagi pihak lain untuk turut serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Palembang. (Manda)
0 Komentar